Sulawesi Selatan merupakan propinsi yang pertumbuhannya
paling cepat di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa propinsi ini memiliki potensi
yang besar yang tidak saja mendorong pertumbuhan ekonomi secara makro, namun
juga mendorong pertumbuhan ekonomi mikro khususnya syari’ah. Salah satu
indikatornya adalah tingkat pembiayaan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) bank
syariah di Sulsel jauh lebih baik dari tingkat pembiayaan nasional, yaitu diatas
200%.
Sedangkan Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalahnya adalah 1,72% , atau berada di bawah NPF
Nasional yang besarnya 2%.
Pertumbuhan ekonomi yang tertinggi yang dicapai oleh Sulsel,
menunjukkan bahwa Sulsel mebutuhkan lebih banyak sumber-sumber modal. Inilah
yang kemudian menjadi tugas perbankan untuk memberikan dukungan agar
pertumbuhan yang sudah berhasil dicapai dapat terus ditingkatkan.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, dalam
sambutannya pada saat membuka Seminar Nasional Perbankan Syari’ah yang
dilaksanakan di Hotel Imperial Arya Duta Makassar, Jum’at, 21 September pekanlalu,
mengatakan bahwa Sulawesi Selatan adalah pilar pembangunan untuk kawasan Timur
Indonesia. Maka untuk memajukan propinsi ini setara dengan daerah lain yang
lebih maju, maka dibutuhkan sinergitas yang kuat antara pemerintah dengan
perbankan. Untuk itulah sangat ditekankan bahwa konsepsi pemerintah harus sejalan
dengan konsepsi perbankan.
Hal itu penting karena pelaku UMKM yang menjadi motor
penggerak pembangunan ekonomi sangat membutuhkan dukungan finansial dari pihak
perbankan. Tanpa dukungan perbankan, UMKM sulit untuk melakukan peningkatan
produksi dan pengembangan pasar. Sehingga hal itu akan berdampak pada lambatnya
pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^