Selasa, 12 Desember 2017

UMKM: Sebelum Masuk Retail Modern, Pastikan Hal-hal Berikut!


Tidak sedikit pelaku UMKM yang bermimpi produknya bisa masuk di pasar ritel. Sebuah kebanggan jika mendapatkan produknya di lemari pajangan di toko ritel modern yang pengunjungnya cukup ramai dari kalangan menengah ke atas. Dalam bayangan UMKM, jika produk sudah masuk ke pasar ritel, kemungkinan besar omset akan meningkat, dan produk akan semakin dikenal luas.
Tetapi, apakah omset benar-benar bisa naik? Produk semakin dikenal? Jangkauan pasar makin luas? Untuk menjawabnya kita harus menyiapkan banyak hal. Sebelum masuk ke ritel modern, sebaiknya perlu diperhatikan hal-hal berikut untuk bisa memastikan apakah anda benar-benar siap dengan segala kondisi dikemudian hari.

Jaminan Kualitas

Ketika toko ritel menerima produk anda untuk masuk dalam daftar produk yang mereka jual, itu artinya produk anda dianggap berkualitas dan bisa bersaing denga produk sejenis di pasaran. Secara nasional, sebuah produk dikatakan sesuai standar kualitas jika memenuhi persyaratan dari Badan Standar Nasional (BSN). Lalu produk akan diberi sertifikati Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun secara umum, Kualitas disini meliputi aspek kemasan, label, daya tahan produk, rasa untuk produk maknan, perijinan dan aspek lain yang mendukung. Intinya, produk anda sudah memenuhi standar kualitas yang mereka tetapkan. Jadi jika ingin bermitra dengan toko ritel, penuhi standar yang mereka tetapkan.

Jaminan Stok

Masuk ke pasar riteil, berarti anda harus siap dengan stok yang selalu tersedia. Karena jika permintaan ritail kemudian meningkat, maka tidak ada alasan bagi anda untuk tidak mengisi kekosongan di lemari pajangan. Jika itu terjadi, anda akan dinilai sebagai pengusaha setengah hati. Kapan pun produk anda diminta, maka tidak ada alasan untuk mengatakan tidak. tidak sedikit UMKM yang di black list oleh ritel modern karena ketidakmampuan mereka menyediakan stok tepat waktu (restock).

Jaminan Cashflow

Cashflow atau arus kas, adalah ruhnya usaha. Yang jika arus kas anda negatif berarti tidak ada lagi uang tunai dalam bisnis anda. Bahasa lainnya, anda dinyatakan bangkrut. Mengapa anda harus bisa menjamin cashflow jika masuk ke pasar ritel? Karena sistem pembayaran di pasar ritel tidak secara tunai, alis kredit. Anda memasukkan barang hari ini, jangan berharap langsung dibayar tunai oleh toko. Tunggulah beberapa hari kemudian sesuai aturan yang diberlakukan oleh toko tersebut. Bisa jadi 14 hari kemudian, 21 hari kemudian atau bahkan 1 bulan, baru kemudian pembayaran dilakukan.

Selama jangka waktu tersebut, tentu anda membutuhkan persediaan dana tunai yang cukup untuk menutupi pengeluaran yang ada. Jika uang tunai tidak mencukupi, berarti satu-satunya jalan adalah menambah lagi modal atau hutang. Menambah hutang berarti menambah beban biaya usaha. Biaya yang besar tentu berpengaruh terhadap perolehan laba.

Jaminan Waktu dan Tenaga

Waktu anda akan banyak tersita untuk bolak-balik memeriksa ketersediaan stok di toko ritel. Karena beberapa toko ritel tidak megurusi hal itu. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada UMKM untuk menjamin stok produk mereka di lemari pajangan. Jika produk anda masuk kategori slow moving (lambat diserap pasar), maka ada jeda waktu untuk melakukan pekerjaan lain. Tetapi jika produk anda kategori fast moving (cepat laku) maka kegiatan anda bolak balik ke toko memeriksa stok akan sering dilakukan dan tentunya menyita tidak hanya waktu tapi juga tenaga.

Kondisi demikian tentu jika dilakukan oleh anda sendiri, akan menguras energi yang tidak sedikit. Apalagi jika usaha anda dikelola sendiri, dimana mulai dari penyiapan bahan baku, produksi, pemasaran hingga pencatatannya dilakukan oleh anda sendiri. olehnya itu, untuk memastikan semuanya berjalan lancer, maka sebaiknya anda menugaskan satu orang karyawan yang khusus menangani supply barang ke toko  ritel. Jika tidak, besar kemungkinan anda akan menyerah lalu kemudian usaha anda akan tercatat sebagai supplier gagal. Dan itu akan menjadi catatan buruk terutama bagi toko ritel.

Masuk ke pasar ritel tanpa persiapan atau perencanaan yang matang, ibarat melakukan perjalanan panjang tanpa membawa bekal. Kehabisan bekal di perjalanan bisa menghentikan langkah anda. Demikian halnya binsis, tanpa perencanaan yang matang bisnis anda akan stagnan. Bukanlah sebuah kebanggan masuk ke pasar ritel tanpa persiapan melainkan menciptakan jurang dalam, yang jika anda terjerembab ke dalam sulit untuk naik kembali. Jadi, berfikirlah sebelum memutuskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^