Kamis, 02 Maret 2017

Tips Membangun Hubungan Dengan Pegawai

Kali ini saya mau share tentang pekerja/pegawai/karyawan atau istilah sejenisnya dalam bisnis kita. Yang perlu diketahui adalah bahwa pekerja atau staf atau karyawan, atau semacamnya adalah aset bisnis.
Banyak yang tidak sadar itu, sehingga ada jarak dengan pekerjanya. Sebatas hak dan kewajiban kerja dan gaji.
Trus bagaimana seharusnya?

Yang namanya aset, tentu perlakuannya beda. Aset bisa juga merupakan modal investasi dimana kontribusinya cukup besar dalam siklus usaha.
Aset dimana-mana akan selalu dijaga, dirawat, karena nilainya besar. Nah, bagi kawan-kawan UMKM , sebesar apa nilainya pekerja dalam bisnis nya?
Sesuatu yang dijaga, tentunya memiliki hubungan atau ikatan yang erat dengan kita, yang kita tidak ingin menciderainya sedikit pun.
Demikianlah pekerja, bukan sekedar mereka kerja lalu digaji, tapi lebih dari itu, membangun hubungan emosional dengan pekerja adalah sangat penting.
Ibaratnya kalo kita jadi pekerja di tempat orang, apa yang kita inginkan? Seperti itulah yang seharusnya kita berikan kepada pekerja kita. Seringnya pengusaha menuntut banyak dari pekerja, tapi memberikan haknya sebatas gaji kemudian selesai.

Yang namanya pekerja itu kan tiap hari interaksi dengan kita. Samalah dengan orang dirumah yang jadi keluarga inti kita. Nah, dalam interaksi itulah sangat penting menjaga pola komunikasi dgn pekerja. 
Ada pengusaha yang bisa ngasih gaji tinggi, makan ditanggung, tapi dalam tutur katanya sering menyakitkan. Lha, siapa yg betah?
Ada juga yang suka telat bayar gaji pekerja nya. Ada juga yang suka jadiin kerja rodi pegawainya sehingga waktu istirahat sangat kurang.
Intinya sih kurang lebih sama lah dengan kita melayani konsumen, kita akan berusaha apa pun agar pelanggan bisa beli lagi dan beli lagi. Begitu pula dengan pekerja, gimana agar mereka betah bersama kita. 
Dengan pelanggan, selain dapat produk, value apa lagi yang bisa mereka dapatkan dari bisnis kita.
Pekerja juga gitu, selain gaji, benefit apa lagi yang bisa mereka dapatkan dari kita.
Pekerja dan pelanggan sama-sama akan membandingkan setiap bisnis dan akan memilih berinteraksi tetap dengan bisnis yang value dan benefit nya benar-benar bisa mereka rasakan.

Memang harus dimulai dari kita, untuk membangun hubungan emosional dengan pekerja, menjadikan mereka adalah bagian penting dari kehidupan bisnis kita. Jika mereka mendapatkan semua value itu, mereka akan betah dan betah sehingga kinerja mereka juga akan maksimal.
Kembali ke soal pekerja adalah aset, agar nilai aset itu terus meningkat, maka disinilah pentingnya memberikan kapasitas kepada mereka. Upgrade ilmu dan kapasitasnya. Tidak perlu dengan training mahal, cukup bagikan ilmu yang kita miliki. Dengan begitu mereka merasa diperhatikan, didukung, dan dibukakan jalan untuk berkembang.
Banyak yang takut, kalo pekerja diajari, nanti kalo pintar bisa keluar, dan bikin usaha sendiri,
Kalo saya sih, itu bagus, karena sudah bisa memandirikan orang lain. Takut ada saingan? Helo, sekarang bukan lagi jamannya bersaing, tapi sinergi. Ukm yang jalan sendiri bisa dipastikan gugur di tengah jalan.
Lagian rezeki ga bakal ketuker, dan beda tangan beda rasa, beda orang beda racikan. Jadi selow aja. 
Kalo orang bisa sukses, kita bahagia. Pahala dunia dan akhirat 😄\

Yang terakhir, ini yang penting, adalah wajib untuk membuat SOP. Dengan SOP, owner tidak harus tiap hari mantengin pekerja di lokasi usaha. Karen dalam SOP, semua sudah jelas, prosedur, struktur dan mekanisme setiap bidang kerja dalm bisnis kita. Jadi pekerja tau apa yang harus mereka kerjakan dan seperti apa standarnya.
Dalam kontrak, jika mereka tidak bisa bekerja sesuai standar, mereka siap dikeluarkan.
Jadi jangan dulu salahkan pekerja yang belum maksimal selama bisnis kita belum memiliki SOP.
Karena akar permasalahan ada pada kita selaku owner, yakni tidak atau belum memiliki SOP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^