Salah satu sesi belajar dalam kegiatan Peningkatan Standar
Kompetensi Konsultan Pendamping LPB/BDS-P yang digelar oleh Kemenkop RI di
Surabaya pada 24 – 29 Maret lalu, adalah sesi Kunjungan ke Klinik Koperasi dan
UKM Jawa Timur. Seluruh peserta yang berjumlah 60 orang, dibawa oleh panitia
untuk melihat langsung bagaimana Klinik tersebut dikelola oleh Pemerintah
Daerah melalui Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Timur.
Peserta yang berasal dari 21 propinsi diberi kesempatan
untuk berdiskusi langsung dengan pengurus Klinik sekaligus bersilaturahmi
dengan Pihak Dinas Koperasi UKM setempat. Dalam pemaparannya, Ahmad Basuki,
Kepala Bidang UKM menjelaskan bahwa hadirnya Klinik tersebut adalah sebagai bukti
keseriusan pemerintah derah dalam memajukan KUMKM, sekaligus sebagai sarana untuk
memfasilitasi UKM dalam memasarkan produknya. Juga sebagai pusat Diklat bagi
pengusaha maupun calon pengusaha yang ingin mengembangkan skill dan
keterampilannya.
Manajer Klinik, Ruly Kusumahadi menjelaskan, bahwa fungsi
utama dari Klinik ini adalah sebagai pusat konsultasi bisnis bagi pelaku UKM.
Layanan konsultasi diberikan secara gratis dan telah dibuatkan jadwal setiap
hari. Jadwal tersebut kemudian ditempelkan pada papan informasi dan disebarkan
melalui media social seperti facebook. “ Dengan jadwal tersebut UKM menjadi
tahu hari apa dia harus datang jika ingin berkonsultasi” jelasnya.
Selain layanan konsultasi, Klinik juga menyediakan layanan
pelatiahan/bimtek berupa pelatihan teknis membuat produk, pelatihan
kewirausahaan, dan pelatihan manajemen usaha. Saat dikunjugi, di Klinik sedang
dilaksanakan pelatihan pembuatan kripik buah yang pesertanya sebagian besar
dari kaum wanita. Untuk mendukung semua layanan yang tersebut, pengurus Klinik
juga menyediakan ruang baca “Pustaka Preneur” dan ruang IT for Entrepreneur.
Dari kunjungan ini, ada dua poin penting yang menjadi
catatan kami tentang pengembangan UKM sekaligus menjadi jawaaban mengapa UKM di
Jawa Timur lebih maju dari daerah lain. Pertama,
Pemerintah Daerah telah berkomitmen untuk memajukan UKM di Jawa Timur. Ini
dibuktikan dengan lahirnya Perda UMKM No. 6 Tahun 2012. Kehadiran Klinik
sekaligus sebagai bukti komitmen tersebut. Di sisi lain, Pemda Jatim
memprogramkan lahirnya satu koperasi wanita di tiap desa dan kelurahan.
Kedua, Pemerintah Provinsi berkomitmen merangkul
seluruh Konsultan Pendamping KUMKM untuk bersama-sama berperan aktif dalam
pemberdayaan Koperasi dan UKM. Dengan pendampingan yang maksimal, diharapkan
UKM dapat terbantu dalam menyelesaikan permasalannya dalam segala aspek
manajerial usaha. Kehadiran seorang pendamping dapat menjadi rujukan bagi
pelaku UKM untuk mencari solusi dari dari setiap masalah yang mereka hadapi.
Semoga pemerintah daerah lain mampu menduplikasi komitmen serupa untuk memajukan Koperasi dan UMKM di daerahnya masing-masing. Sehingga, jika setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten memiliki visi dan karakter entrepreneurship yang kuat, maka Indonesia membutuhkan waktu yang tidak lama untuk bisa mewujudkan 2% - 4% entrepreneur demi majunya perekonomian bangsa agar dapat sejajar dengan bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^