Sabtu, 09 Februari 2013

Keterbatasannya Bukan Penghalang

Gambar Ilustrasi
Secara lahiriah, tidak ada yang kurang dari dirinya, namun ketika kita mengajaknya berkomunikasi, baru kemudian kita akan ketahui jika ternyata saudara kita yang satu ini memiliki keterbatasan dalam berbicara atau lebih dikenal dengan istilah tunawicara. Seperti halnya yang lain, ia menganggap bahwa pendidikan adalah kebutuhan dan sangat mendukung masa depannya.
Ia memang pernah bersekolah di Sekolah Luar Biasa, namun selepas itu ia terus mencari peluang untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.

Hingga kemudian dia ditawari kesempatan untuk mengikuti kursus dan pelatihan pengembangan keterampilan oleh sebuah institusi pendidikan luar sekolah. Karena hasrat belajarnya tinggi, ia pun tidak menyia-nyiakan peluang itu. Dari dua puluh peserta yang ikut, hanya dirinyalah yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Untungnya, ia masih lumayan dibanding tunawicara lainnya karena ia mamu membaca dan menulis. Setiap yang ingin berbicara dengannya harus melalui tulisan, kecuali yang menguasai bahasa isyarat.

Halim, begitu biasanya ai dipanggil oleh teman-teman kelasnya. Kehadirannya di kelas menjadi motivasi tersendiri bagi peserta yang lain. Karena meski memiliki keterbatasan, ia tidak pernah berkecil hati, terus belajar dan serius dalam menerima materi. Bahkan tingkat pemahamnnya terhadap materi yang diberikan bisa dibilang sama dengan yang lain. Ia tidak pernah absen, dan mengerjakan sesuatunya dengan rapi.

Bagi sebagian orang, ini hal yang luar biasa. Karena orang yang seperti dia akan menemukan kesulitan jika dipaksakan untuk belajar bersama dengan mereka yang secara umum normal. Apalagi dengan pengajar yang menerangkan dengan menggunakan suara tanpa dibarengi gerakan tubuh yang bisa memudahkan penafsiran. Dalam kondisi ini, dia akan berupaya membaca gerak bibir dari pembicara yang diperhatikannya.

Halim memang terbatas dalam beberapa hal, namun itu tidak menjadi penghalang baginya untuk maju dan setara dengan yang lain. Semangat belajarnya layak diapresiasi karena ia berupaya untuk tidak pernah absen dalam belajar, kemudian berusaha memahami materi sebaik mungkin dengan bertanya kepada teman dan pemateri. Kita patut belajar dari Halim, bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari impiannya. Kekurangan bukanlah hambatan baginya untuk terus belajar dan berkarya. Semoga kita bisa menggali lebih banyak lagi inspirasi dari Halim.

1 komentar:

  1. dimana saya bisa temui halim? ada orang terdekatnya yang bisa saya hubungi?

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^