Gambar Ilustrasi |
Secara lahiriah, tidak ada yang
kurang dari dirinya, namun ketika kita mengajaknya berkomunikasi, baru kemudian
kita akan ketahui jika ternyata saudara kita yang satu ini memiliki
keterbatasan dalam berbicara atau lebih dikenal dengan istilah tunawicara. Seperti
halnya yang lain, ia menganggap bahwa pendidikan adalah kebutuhan dan sangat
mendukung masa depannya.
Ia memang pernah bersekolah di Sekolah Luar Biasa,
namun selepas itu ia terus mencari peluang untuk menambah wawasan dan
pengetahuannya.
Hingga kemudian dia ditawari
kesempatan untuk mengikuti kursus dan pelatihan pengembangan keterampilan oleh
sebuah institusi pendidikan luar sekolah. Karena hasrat belajarnya tinggi, ia
pun tidak menyia-nyiakan peluang itu. Dari dua puluh peserta yang ikut, hanya dirinyalah
yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi. Untungnya, ia masih lumayan
dibanding tunawicara lainnya karena ia mamu membaca dan menulis. Setiap yang
ingin berbicara dengannya harus melalui tulisan, kecuali yang menguasai bahasa
isyarat.
Halim, begitu biasanya ai
dipanggil oleh teman-teman kelasnya. Kehadirannya di kelas menjadi motivasi
tersendiri bagi peserta yang lain. Karena meski memiliki keterbatasan, ia tidak
pernah berkecil hati, terus belajar dan serius dalam menerima materi. Bahkan tingkat
pemahamnnya terhadap materi yang diberikan bisa dibilang sama dengan yang lain.
Ia tidak pernah absen, dan mengerjakan sesuatunya dengan rapi.
Bagi sebagian orang, ini hal yang
luar biasa. Karena orang yang seperti dia akan menemukan kesulitan jika dipaksakan
untuk belajar bersama dengan mereka yang secara umum normal. Apalagi dengan
pengajar yang menerangkan dengan menggunakan suara tanpa dibarengi gerakan
tubuh yang bisa memudahkan penafsiran. Dalam kondisi ini, dia akan berupaya
membaca gerak bibir dari pembicara yang diperhatikannya.
Halim memang terbatas dalam beberapa hal, namun
itu tidak menjadi penghalang baginya untuk maju dan setara dengan yang lain.
Semangat belajarnya layak diapresiasi karena ia berupaya untuk tidak pernah
absen dalam belajar, kemudian berusaha memahami materi sebaik mungkin dengan
bertanya kepada teman dan pemateri. Kita patut belajar dari Halim, bahwa
keterbatasan bukanlah akhir dari impiannya. Kekurangan bukanlah hambatan
baginya untuk terus belajar dan berkarya. Semoga kita bisa menggali lebih
banyak lagi inspirasi dari Halim.
dimana saya bisa temui halim? ada orang terdekatnya yang bisa saya hubungi?
BalasHapus