Ramadhan bukan saja sebagai bulan
yang berlimpah rahmat, berkah, ampunan dan pahala didalamnya, akan tetapi Ramadhan
juga merupakan bulan ide bisnis. Betapa tidak, selama Ramadhan, sangat jelas
terlihat tingkat konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pada daya produksinya.
Ini terbukti dengan hadirnya Pasar Jajanan
Buka Puasa di beberapa titik, hadir
pula beberapa lokasi Pasar Murah atau Bazar, ditambah dengan jam buka Mal dan
Pusat Perbelanjaan lainnya menjadi lebih panjang dari hari biasanya.
Meski pernyataan tersebut masih
perlu pembuktian, namun bukan hal yang mustahil jika melihat fenomena yang ada
sekarang. Pada tulisan seri pertama dengan judul ‘30 juta per hari untuk
Jajan’, penulis pun sudah memberikan salah satu fakta melalui hasil pengamatan
di salah satu Pusat Jajanan Ramadhan. Demikianlah adanya, bahwa hasrat belanja
masyarakat kita masih lebih besar jika dibandingkan dengan kemauan untuk
memproduksi barang.
Melihat fenomena ini, bagi
sebagian yang memiliki kepekaan akan menangkap adanya peluang untuk memperoleh
keuntungan. Artinya, ada banyak ide bisnis yang bisa lahir berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat selama Ramadhan. Mulai dari urusan Makanan, Pakaian, Jasa Pengiriman, Parcel, Jasa Keuangan, dan
lain-lainnya. Sepertinya hampir semua sendi kebutuhan selama Ramadhan bisa
menjadi lahan bisnis. Tentunya, sekali lagi hanya bagi mereka yang jeli
pengamatannya.
Ramadhan memang semakin mendekati
akhir. Namun di penghujungnya akan menjadi meomen yang lebih bergairah bagi
sebagian besar masyarakat. Bergairah tidak hanya dalam hal rohani/ibadahnya (itu
sudah seharusnya) namun juga dalam pemenuhan kebutuhan jasmaninya (yang ini
harus dikaji).
Seringkali di akhir Ramadhan
sebagian besar kita menyibukkan diri dengan belanja berbagai macam keperluan
rumah tangga. Karena itulah beberapa Mal memperpanjang jam bukanya hingga pukul
12.00 malam. Padahal sejatinya akhir Ramadhan hendaknya dijadikan momen untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah. Karena Ramadhan
datangnya hanya sekali dalam setiap tahunnya. Meski sebenarnya berbisnis di
bulan Ramadhan bukan sebuah kesalahan, namun akan menjadi lebih baik jika
keduanya bisa berjalan dengan seirama.
Ibadah tidak harus rusak karena
bisnis, dan bisnis pun tidak harus mati hanya karena alasan ibadah semata. Maka
hendaknya bisnis tetap jalan sebagai sarana ibadah kita. Karena bisnis yang
baik adalah bisnis yang dengannya kita bisa semakin dekat dengan Allah. Adalah
bisnis yang tetap mengacu pada aturan dan hukum Allah yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, nilai ibadah kita akan menjadi lebih
besar dari sekedar upaya kita untuk memenuhi kebutuhan jasmani. Mari jadikan
bisnis kita sebagai lahan dakwah, bukan sebaliknya, menjadikan dakwah sebagai
lahan bisnis. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^