Senin, 09 Juli 2012

Inspirasi dari Bankir Petani


Dengan performance yang sangat sederhana, ia tampil penuh percaya diri membagikan pengalamannya pada setiap forum. Dengan polos mengalir kalimat demi kalimat yang memukau puluhan peserta yang hadir. Melihat penampilannya, orang mungkin tak akan percaya kalau ia adalah seorang Bankir. Ya, tepatnya Direktur sebuah Bank. Meski tidak tamat SD,
ia mampu memimpin sebuah Bank berikut unit-unit usahanya yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok desa.
Kok bisa ya? Ya, karena bank yang dipimpinnya bukanlah bank sebagaimana yang sehari-hari kita semua kenal dengan beberapa cabangnya di setiap kota. Bank yang dikelolanya adalah sebuah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Bank Petani. Sebuah bank yang keseluruhan anggotanya adalah petani. Mereka menamakan itu sebagai Bank karena melihat keadaan sebagian besar penduduk desanya enggan untuk memasuki Bank yang menurut mereka kesannya sangat ekslusif dan hanya untuk para eksekutif. 

Masril Koto, begitu nama lengkapnya. Ia berasal dari Agam provinsi Sumatera Barat. Menurut ceritanya, lahirnya bank petani dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dirasakan oleh para petani disaat mereka membutuhkan pinjaman. Dengan bermodalkan keberanian dan percaya diri, ia kemudian menggagas Lembaga Keuangan untuk memenuhi kebutuhan para petani di desanya. 

Sebuah kerja keras yang patut dicontoh jika ingin memajukan perekonomian bangsa ini. Karena penyokong perekonomian terbesar adalah bersumber dari pertaniaan. Begitu luas lahan yang menjadi garapan kaum petani, namun hasilnya tidak banyak memberikan dampak positif terhadap kehidupan mereka. Maka tidak heran jika kemudian ada petani yang luas tanahnya mencapai 3000 ha namun anaknya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berbagai masalah yang dirasakan petani, mulai dari tingginya harga obat-obatan dan pupuk untuk tanaman, hingga kesulitan mereka dalam mendapatkan tambahan modal untuk biaya perawatan lahan mereka, menjadi kendala bagi mereka untuk bisa menikmati hasil pertaniannya semaksimal mungkin. Maka jadilah lahan digarap seadanya, dengan hasil yang seadanya pula. Yang penting bagi mereka cukup untuk sekedar dapat membeli kebutuhan pokok keluarga.

Kondisi ini lah yang mendorong kaum rentenir untuk mengembangkan usaha LKM pribadi mereka dengan memberikan pinjaman kepada para petani untuk meningkatkan pendapatan hasil panen mereka. Tapi sayang, hal itu bukan solusi terbaik, karena LKM milik kaum rentenir memberikan bunga yang sangat tinggi dan mencekik. Tidak ada pilihan lain bagi para petani, selain karena prosesnya yang mudah, pengembaliannya pun setelah musim panen berlangsung. Mereka tidak lagi memikirkan bunga yang tinggi, yang penting mereka bisa panen.

Bagi Masril Koto, keadaan demikian jika dibiarkan akan memperburuk keadaan. Karena setiap selesai panen, yang terjadi bukan untung, karena hampir semua hasil panen kembali kepada rentenir. Maka dengan segala keterbatasannya, beliau mengajak penduduk sekampung yang umumnya adalah petani untuk berinvestasi membangun sebuah bank kecil, yang lebih tepatnya disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) . Bank itulah yang kemudian dapat mereka gunakan sebagai sarana untuk menabung dan meminjam dana untuk berbagai keperluan.

Setelah melalui proses panjang perjuangannya, akhirnya kini sudah lebih dari 300 unit Bank / LKM yang berhasil didirikan dengan lebih dari 10.000 orang nasabahnya. Dari situ pula ia berhasil mempekerjakan kurang lebih 1.500 pegawai yang juga direkrut dari keluarga petani sendiri. Sebuah prestasi yang luar biasa jika melihat latar belakang pendidikan dan pekerjaannya. Namun siapa sangka kalau ternyata apa yang dilakukannya itu telah menginspirasi Menteri Pertanian untuk melakukan gebrakan yang sama dengan menggulirkan program Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan (PUAP).

Lalu, kita yang punya sumber daya yang lebih baik dari Masril ketika di awal merintis LKM-nya, tentunya bisa membuat dan membangun yang lebih baik lagi dari itu. Jika di setiap Kabupaten ada satu saja Masril Koto, maka yaknilah bahwa kehidupan bangsa ini akan bergerak ke arah yang lebih baik dengan cepat. Mari mengambil pelajaran darinya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^