Dengan performance yang sangat
sederhana, ia tampil penuh percaya diri membagikan pengalamannya pada setiap
forum. Dengan polos mengalir kalimat demi kalimat yang memukau puluhan peserta
yang hadir. Melihat penampilannya, orang mungkin tak akan percaya kalau ia
adalah seorang Bankir. Ya, tepatnya Direktur sebuah Bank. Meski tidak tamat SD,
ia mampu memimpin sebuah Bank berikut unit-unit usahanya yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok desa.
ia mampu memimpin sebuah Bank berikut unit-unit usahanya yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok desa.
Kok bisa ya? Ya, karena bank yang
dipimpinnya bukanlah bank sebagaimana yang sehari-hari kita semua kenal dengan
beberapa cabangnya di setiap kota. Bank yang dikelolanya adalah sebuah Lembaga
Keuangan Mikro Agribisnis yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Bank
Petani. Sebuah bank yang keseluruhan anggotanya adalah petani. Mereka menamakan
itu sebagai Bank karena melihat keadaan sebagian besar penduduk desanya enggan
untuk memasuki Bank yang menurut mereka kesannya sangat ekslusif dan hanya
untuk para eksekutif.
Masril Koto, begitu nama
lengkapnya. Ia berasal dari Agam provinsi Sumatera Barat. Menurut ceritanya,
lahirnya bank petani dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dirasakan oleh para
petani disaat mereka membutuhkan pinjaman. Dengan bermodalkan keberanian dan
percaya diri, ia kemudian menggagas Lembaga Keuangan untuk memenuhi kebutuhan
para petani di desanya.
Sebuah kerja keras yang patut
dicontoh jika ingin memajukan perekonomian bangsa ini. Karena penyokong
perekonomian terbesar adalah bersumber dari pertaniaan. Begitu luas lahan yang
menjadi garapan kaum petani, namun hasilnya tidak banyak memberikan dampak
positif terhadap kehidupan mereka. Maka tidak heran jika kemudian ada petani
yang luas tanahnya mencapai 3000 ha namun anaknya tidak bisa melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berbagai masalah yang dirasakan
petani, mulai dari tingginya harga obat-obatan dan pupuk untuk tanaman, hingga
kesulitan mereka dalam mendapatkan tambahan modal untuk biaya perawatan lahan
mereka, menjadi kendala bagi mereka untuk bisa menikmati hasil pertaniannya
semaksimal mungkin. Maka jadilah lahan digarap seadanya, dengan hasil yang
seadanya pula. Yang penting bagi mereka cukup untuk sekedar dapat membeli
kebutuhan pokok keluarga.
Kondisi ini lah yang mendorong
kaum rentenir untuk mengembangkan usaha LKM pribadi mereka dengan memberikan
pinjaman kepada para petani untuk meningkatkan pendapatan hasil panen mereka.
Tapi sayang, hal itu bukan solusi terbaik, karena LKM milik kaum rentenir
memberikan bunga yang sangat tinggi dan mencekik. Tidak ada pilihan lain bagi
para petani, selain karena prosesnya yang mudah, pengembaliannya pun setelah
musim panen berlangsung. Mereka tidak lagi memikirkan bunga yang tinggi, yang
penting mereka bisa panen.
Bagi Masril Koto, keadaan
demikian jika dibiarkan akan memperburuk keadaan. Karena setiap selesai panen,
yang terjadi bukan untung, karena hampir semua hasil panen kembali kepada
rentenir. Maka dengan segala keterbatasannya, beliau mengajak penduduk
sekampung yang umumnya adalah petani untuk berinvestasi membangun sebuah bank
kecil, yang lebih tepatnya disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) . Bank
itulah yang kemudian dapat mereka gunakan sebagai sarana untuk menabung dan
meminjam dana untuk berbagai keperluan.
Setelah melalui proses panjang
perjuangannya, akhirnya kini sudah lebih dari 300 unit Bank / LKM yang berhasil
didirikan dengan lebih dari 10.000 orang nasabahnya. Dari situ pula ia berhasil
mempekerjakan kurang lebih 1.500 pegawai yang juga direkrut dari keluarga
petani sendiri. Sebuah prestasi yang luar biasa jika melihat latar belakang
pendidikan dan pekerjaannya. Namun siapa sangka kalau ternyata apa yang
dilakukannya itu telah menginspirasi Menteri Pertanian untuk melakukan gebrakan
yang sama dengan menggulirkan program Pengembangan Usaha Agrobisnis Pedesaan
(PUAP).
Lalu, kita yang punya sumber daya yang lebih
baik dari Masril ketika di awal merintis LKM-nya, tentunya bisa membuat dan
membangun yang lebih baik lagi dari itu. Jika di setiap Kabupaten ada satu saja
Masril Koto, maka yaknilah bahwa kehidupan bangsa ini akan bergerak ke arah
yang lebih baik dengan cepat. Mari mengambil pelajaran darinya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^