Terlalu sadis kedengarannya judul di atas. Tapi, sadis mana
antara judul di atas dan dampak dari korupsi? Ya, itulah ekspresi sebagian
masyarakat yang sudah terlanjur muak dengan korupsi di negeri ini. Mereka sudah
bosan disuguhi berita yang setiap hari isinya hanya korupsi dan korupsi. Apa sudah
tidak ada lagi berita lain yang bisa menjadi inspirasi bagi rakyat untuk
ditayangkan selain korupsi?
Korupsi, semua kita sudah bersepakat bahwa korupsi adalah
perbuatan melawan hukum dimana seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya (hak
orang lain) dengan jalan memaksa untuk kepentingan dirinya sendiri.
Dalam kehidupan bernegara, sudah sangat banyak kasus korupsi
yang terang-terangan dilakukan oleh pejabat negara dan mereka yang mengaku
sebagai wakil rakyat (rakyat yang mana?). Dari semua kasus itu, hampir tidak
ada kasus yang hanya merugikan Negara dalam hitungan juta, akan tetapi ratusa
juta, milyaran, hingga triliunan rupiah.
Apa karena Negara ini terlalu kaya sehingga menggiurkan
mereka untuk melakukan korupsi, atau karena kurangnya pengawasan? Yang pasti,
mereka para koruptor bisa dikatakan telah rusak moralnya, rusak nuraninya, mati
hatinya, karena merampok kekayaan Negara yang notabene adalah hak rakyat,
sehingga menyebabkan sebagian rakyat tidak menikmati apapun, sedikitpun dari
Negara ini.
Kemiskinan yang tampak didepan mata, sama sekali tidak
menggerakkan hati mereka untuk mengemban amanah yang ditipkan kepada mereka
dengan baik. Mereka mungkin lupa, jika jabatan mereka akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak? Mungkin mereka berfikir pertanggungjawaban itu hanya
di dunia ini saja?
Parahnya lagi, Perjalanan Haji yang dipastikan manusia semua
dalam keadaan memenuhi panggilan Allah, bahkan kitab suci, yang di dalamnya
berisi firman Allah, terdapat nama-nama Allah, masih juga menjadi ladang
korupsi mereka. Seberapa silaunyakah mereka terhadap harta sehingga Allah pun
sudah tidak ditakutinya? Na’udzubillah!!
Para koruptor itu sepertinya lupa, bahwa menafkahi keluarga
mereka dengan hasil korupsi itu sama saja artinya memberi makan keluarga mereka
dengan bara api neraka. Teganya! Masih sayangkah mereka dengan keluarganya jika
demikian? Jangan heran kalau kemudian keturunan mereka menjadi koruptor bahkan
lebih parah lagi perilakunya. Jika saat masih di dalam rahim saja sudah
disuguhi dengan makanan yang tidak halal, maka jangan harap akan menjadi
keturunan yang sholeh.
Wahai saudaraku yang dalam kesulitan, penderitaan kalian
tidak semata-mata karena kesalahan kalian, akan tetapi kesalahan para pengemban
amanah yang melalaikan tanggung jawabnya. Kalian yang seharusnya diurus oleh
Negara, malah diabaikan dan dizhalimi hak-haknya oleh mereka yang mengaku wakil
kalian.
Negara ini sudah sangat rusak, karena pemimpinnya tidak
menerapkan hukum Allah. Pemimpin terkesan ikut memainkan peran dalam drama
penyelewengan kekuasaan. Mereka lupa, bahwa hukum Allah wajib ditegakkan dalam
setiap sendi kehidupan. Mereka lebih patuh kepada aturan manusia dari pada
aturan Allah. Mereka lebih tunduk pada perintah kaum kuffar dari pada perintah
Allah. Mereka bersekutu dengan musuh Allah dalam mengurus Negara ini.
Cukuplah bencana menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama bagi pemimpin bangsa ini untuk segera kembali kepada hukum Allah.
Masihkah menunggu bencana yang lebih besar lagi? Saudaraku, kita semua sudah sangat
tertindas, teruslah berdo’a untuk tegaknya hukum Allah, karena do’a orang yang
terzhalimi akan diijabah dengan mudah. Wallahu’alam bishshowwaab!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^