Jumat, 07 Oktober 2011

Dua Tahun di Enam Kabupaten

Just a learner
Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat sehingga pekerjaan yang menjadi rutinitas yang menguras tenaga pun seolah terlewatkan begitu saja. Namun ketika tiba diakhir program, seketika muncul pertanyaan tentang apa yang sudah dilakukan selama kurun waktu berjalan, apakah semua itu sudah mencapai target yang direncanakan, dan apa yang perlu dibenahi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan di dalamnya.
Tidak terasa, dua tahun sudah perjalanan memberikan keterampilan kewirausahaan bagi pemuda putus sekolah di enam kabupaten kami lewati. Sebuah perjalanan yang cukup panjang dan menguras tidak sedikit tenaga dan fikiran dalam mengimplementasikan program-program yang sudah direncanakan.
Rasanya baru kemarin kami memulainya, namun kini semua telah selesai dan berada di penghujung waktu dalam sebuah seremony penutupan program secara keseluruhan. Jujur, bahwa dalam perjalanan itu tidak sedikit kendala dan tantangan yang kami hadapi, namun berbekal semangat dan keikhlasan untuk berbagi, semua bisa kami lewati.

Salah satu pemandangan alam di lokasi Pelatihan
Enam Kabupaten bukanlah wilayah kecil untuk dijelajahi. Enam Kabupaten; Toraja, Wajo, Bantaeng, Takalar, Gowa dan Makassar adalah wilayah yang masing-masing terpisah dan dipisahkan oleh kabupaten lain. Ya, enam kabupaten yang membutuhkan persiapan banyak hal sebelum kami semua turun ke lapangan. Kami harus mempersiapkan mental untuk menghadapi calon peserta dengan beragam karakter dan budaya, dan yang lebih penting adalah kami harus menyiapkan kondisi fisik (stamina) yang maksimal agar pekerjaan di lapangan menjadi lancar. Semua kondisi baru kami sadari ketika program telah berakhir. Sepertinya berat untuk membayangkan kembali betapa perjalanan enam kabupaten itu akhirnya bisa kami lalui.

Canda di sela-sela pelatihan
Beragam kisah dan cerita menjadi catatan kami, namun tidak semuanya harus kami ekspresikan. Karena disela kegiatan kami selaku Trainer dalam membagikan ilmu, tentunya canda tawa dalam gurauan juga kami butuhkan untuk menghilangkan kejenuhan yang sering datang mengganggu. Selebihnya adalah inspirasi yang luar biasa yang lahir dari berbagai alumni yang telah sukses merintis usahanya dengan  berbekal ilmu yang telah mereka dapatkan. Bukan sekedar cerita, karena bukti-bukti tersebut telah dievaluasi dan didokumentasikan oleh hampir semua pihak yang terlibat di dalamnya. Tentunya tidak layak jika kami yang mengekspresikan testimony mereka, karena mereka, para penerima manfaat program ini telah lebih dulu menyampaikannya kepada tim evaluator.

Hari terakhir Pelatihan ditutup dengan Sesi Game Modul 2
Melatih kurang lebih 2.400 pemuda putus sekolah bukanlah hal semudah membalikkan telapak tangan. Karena tantangan yang berat pada mereka adalah merubah pola pikir. Sepertinya semua berawal dari nol. Bukan karena mereka nol dalam wawasan, namun keberanian dan kepercayaan diri mereka untuk menjalani masa depan mereka dengan mandiri harus dibangun dari awal. Kemandirian dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah awal untuk merubah kehidupan mereka. Dan menjadi wirausahawan adalah sebuah keputusan besar yang membutuhkan dukungan dan bimbingan dari kami selaku pendamping mereka di lapangan.


Kunjungan ke salah satu Desa Binaan
Membimbing dan mendampingi para peserta selama pelatihan, tidak saja kami dituntut untuk bersabar, namun komitmen untuk membekali mereka dengan ilmu dan keterampilan adalah sangat menentukan kekuatan hati mereka untuk mengikuti pelatihan hingga selesai, kemudian hasilnya adalah kesiapan mental mereka yang lahir dalam bentuk ide bisnis yang siap diwujudkan menjadi sebuah bisnis yang akan mereka kelola kelak.

Tidak selesai disitu, kami selaku pelatih masih dituntut untuk terus memberikan dukungan dan motivasi agar komitmen yang mereka bangun di awal tetap kuat sehingga bisnis mereka benar-benar telah mampu mandiri dan berada pada level stabil.

Rehat setelah melatih
Program memang telah berakhir, namun pekerjaan belum selesai. Untuk melihat para alumni berada pada kesuksesan mereka membangun usahanya, dukungan dan pendampingan berkesinambungan harus terus dilakukan. Hal ini karena banyak diantara mereka masih berada pada kondisi usaha yang masih sangat rawan. Memang banyak diantara alumni yang sukses memulai usahanya, namun mareka masih membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya, sehingga pendapatan mereka bisa meningkat.
Mereka juga butuh didampingi untuk memasarkan produk mereka, serta membantu mereka dalam hal akses permodalan. Jika semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran dan komitmen, maka tujuan dan sasaran program yang ditetapkan di awal akan tercapai.
 
Penutupan Pelatihan SYB di kab. Tana Toraja
Melalui pendampingan yang berkelanjutan dan berkesinambungan, maka kita semua tentunya berharap agar pelatihan kewirausahaan yang dilakukan selama ini benar-benar dapat memberikan solusi terhadap persoalan bangsa dalam mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian khususnya para alumni dan keluarganya.

Semoga komitmen yang dibangun selama ini tidak sekedar ingin menyelesaikan program tepat waktu. Karena jika semua dilakukan hanya karena program, maka yakinlah bahwa akan ada mata rantai yang terputus, dan akan mempengaruhi semangat para alumni untuk mandiri melalui usahanya, sehingga komitmen untuk hidup mandiri hanya akan menjadi nyala api yang kemudian perlahan meredup dan akhirnya padam. Kita pun mungkin akan berpikir bahwa semuanya telah selesai.

2 komentar:

  1. Apa kabar mbak Tia,

    Dua Tahun Insya Allah akan menjadi investasi selama kita terus melakukan follow up dan menjaga kwalitas pelayanan jasa yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para alumni pelatihan hingga bisnis mereka tumbuh dan berkembang (embeded).

    Dua tahun Insya Allah tidak akan sia - sia, karena Investasi adalah Keuntungan yang tertunda ...

    BalasHapus
  2. Baarakallahu fiik...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.... Silahkan memberikan kritikan dan saran untuk perbaikan... ,, ^_^