Senin, 05 April 2010

KAUM PEREMPUAN BERHAK UNTUK MAJU

Pada sebagian pandangan orang, mereka beranggapan bahwa seorang perempuan hanya layak menjadi pengurus rumah tangga. Aktifitas rutinnya hanya berkisar pada mengurus dan menjaga anak, melayani suami dengan baik, dan mengatur keuangan rumah tangga. Pandangan tersebut benar dan semua sepakat tentang hal tersebut. Namun kita tidak boleh menutup mata dengan kondisi beberapa kaum perempuan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk kemajuannya. Banyak diantara kaum perempuan yang bisa berperan memajukan tidak hanya kehidupan pribadi dan keluarganya, namun lebih dari itu dia mampu memajukan kehidupan bangsanya. Mungkin anda setuju jika saya mengatakan bahwa keberhasilan suatu bangsa banyak ditentukan oleh kaum perempuannya. Banyak contoh yang bisa kita lihat tentang keberhasilan seorang perempuan di berbagai bidang, dari setiap zaman yang berbeda. Seorang perempuan pemimpin kerajaan yakni Ratu Bilqis di zaman nabi Sulaiman as., ada seorang pedagang perempuan yang sukses di zaman Nabi Muhammad saw, yaitu khadijah ra., ada pula Aisyah ra. sang ahli hadist, ada Margaret Teacher dari Inggris, RA Kartini dari Indonesia bersama beberapa pahlawan perempuan lainnya, serta masih banyak perempuan-perempuan lain yang saat ini menjadi ahli dalam bidangnya masing-masing, yang tentunya mereka telah memberi banyak kontribusi buat bangsanya.
Hanya ada dua opsi sekarang buat kaum perempuan:

  1. Saatnya kaum perempuan berekspresi sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya untuk memajukan kehidupan pribdai, keluarga dan bangsanya, berperan aktif dalam berbagai lini kehidupan dimana ia dapat mengembangkan wawasan keilmuannya, bersosialisasi dengan lebih luas dan luwes.
  2. Saatnya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi kaum perempuan untuk maju dan mandiri berdasarkan bakat dan potensi yang dimilikinya, dalam rangka memajukan kehidupan pribadi, keluarga dan bangsanya.
Sekaranglah saatnya bagi kaum perempuan untuk tampil di depan sebagai pelaku dan bukan lagi sebagai penderita. Saatnya kaum perempuan menjadi subyek dan bukan lagi sebagai obyek. Saatnya kaum perempuan menunjukkan kepada kaum laki-laki bahwa mereka bisa melakukan banyak hal yang selama ini kaum laki-laki tidak fikirkan.